APEL KESADARAN NASIONAL CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Posted on

Serang – Senin, 18 Februari 2019 Civitas Akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melaksanakan Apel kesadaran nasional. Apel kesadaran nasional ini merupakan apel rutin setiap bulan yang bertempat di lapangan teater terbuka Untirta.

Fakultas Hukum dalam apel kesadaran nasional ini menjadi petugas apel kesadaran nasional. Dekan Fakultas Hukum Dr. H. Aan Asphianto, S.Si., SH., MH. bertindak sebagai Pembina Upacara, Kepala bagian Tata Usaha Drs. Agustiar Halwany, MA. sebagai Pemimpin upacara, Ketua Bidang Hukum Administrasi Negara Dr. H. M. Fasyehuddin, SH., MH. Sebagai Pembaca Teks Pancasila, Koordinator Program Studi Nurikah, SH., MH. sebagai Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945, Ketua Bidang Hukum Internasional Hilton Tarnama Putra M. SH., MH. sebagai Pembaca Panca Setya KORPRI, dan Ketua Bidang Hukum Tata negara Dr. Fatkhul Muin, SH. LL.M sebagai Pembaca Doa.

Dalam apel kesadaran nasional Dr. H. Aan Asphianto, S.Si., SH., MH. Selaku pembina upacara menyampaikan pesan dengan tema, “Bekerja Bersama Penuh Harapan”. Dr. H. Aan Asphianto, S.Si., SH., MH.  Mengajak semua agar selalu bersatu padu untuk bekerja sama dengan baik, bekerja keras, gigih, tabah, sabar dan tetap kuat karena ini merupakan simbol dari keberhasilan demi masa depan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dr. H. Aan Asphianto, S.Si., SH., MH. Juga memberikan apresiasi kepada Rektor Khususnya dan juga jajarannya yang telah mempersembahkan prestasi yang luar biasa dengan predikat APT unggul dengan nilai A.  Apresiasi juga diberikan kepada Dekan FISIP, FEB, FKIP, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian dan jajarannya yang telah mempersembahkan prestasi unggul di prodinya masing-masing yang juga memperoleh nilai A.

Menutup sambutannya dalam Apel ini, Dr. H. Aan Asphianto, S.Si., SH., MH. Membacakan sebuah nasihat, “selaksa lidi yang hanya satu batang tak akan mudah membersihkan halaman rumah yang kotor penuh dengan sampah, namun jika lidi tersebut dalam jumlah besar dan terkemas menjadi sebuah benda yang dinamakan sapu lidi, maka jangankan satu sampah, beratus dan beribu tumpukan sampahpun akan terselesaikan tanpa meninggalkan sisa sedikitpun. Itulah perumpamaan sebuah kerja sama”.