Serang, Kamis, 26 Juni 2025
Sinergi kolaborasi berkelanjutan antara Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan Universitas Malaysia Terengganu dijalin lebih erat dengan acara kuliah pakar pada Kamis, 26 Juni 2025 bertempat di ruang seminar Lt. 1 FH Untirta. Kuliah pakar diisi secara bernas oleh narasumber luar biasa Dr. Abdul Rahman bin Abdul Latif dengan materi tentang “Monitoring and Evaluation of Public Policy and Public Service in Malaysia”. Beliau adalah dosen dan peneliti dari Policy Studies Program, Faculty of Business Economic and Social Development, Universiti Malaysia Terengganu, Malaysia.
Dalam kesempatan ini, penandatanganan dan penyerahan dokumen kerjasama dilakukan oleh Dekan FH Untirta Ferry Fathurokhman, SH., MH., PhD dan dari pihak Universiti Malaysia Terengganu, disaksikan oleh WD 1 FH Dr. Firdaus, SH., MH dan WD 2 FH Ikomatussuniah, SH., MH., PhD serta perwakilan International Office Untirta. Dalam memperkuat silaturahim akademik, dokumen kerjasama yang ditelurkan berupa:
- MoU antara Univ Sultan Ageng Tirtayasa dan Univ Malaysia Terengganu
- Implementation Arrangement dalam kegiatan kuliah pakar program Magister Hukum
- Implementation Arrangement dalam kegiatan seminar internasional program Sarjana dan Magister Hukum
Kegiatan berjalan lancar dengan dihadiri oleh dosen dan mahasiswa, dipandu oleh Dosen FH Syafaat Gunawan, SH., MH.
Kunjungan ketiga Dr. Abdul Rahman bin Abdul Latip ke Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) terasa seperti pulang ke rumah. Dalam wawancara singkat namun penuh makna, dosen Universiti Malaysia Terengganu (UMT) ini membagikan kisah akademiknya, perspektif regional tentang pelayanan publik, serta pesan mendalam untuk generasi muda. “Saya sangat senang berada di sini, kembali ke Untirta,” tuturnya hangat di awal perbincangan. Lulusan King’s College London dan Universiti Sains Malaysia ini memiliki kepakaran di bidang policy evaluation and analysis. Tak hanya mengajar, beliau juga telah menerbitkan lebih dari 20 artikel ilmiah di jurnal bereputasi seperti Scopus dan WoS, serta memperoleh hibah penelitian senilai lebih dari RM2 juta dari berbagai lembaga nasional dan internasional.
Menurut beliau, pandemi COVID-19 menjadi titik balik dalam transformasi pelayanan publik di Malaysia. Kini, era digitalisasi menuntut para tenaga pendidik untuk melek teknologi dan adaptif dalam proses belajar-mengajar. “Sebagai dosen, kita perlu menggunakan teknologi—termasuk AI—secara etis, terutama dalam penulisan akademik dan pengembangan artikel,” jelasnya.
Dr. Abdul Rahman bin Abdul Latip juga menekankan pentingnya praktik langsung dan relevansi kasus nyata dalam proses pembelajaran. Lewat mata kuliah yang di ampunya beliau mendorong mahasiswa untuk menganalisis isu-isu kontemporer seperti sistem dokter kontrak di Malaysia yang berdampak pada layanan kesehatan publik.
Inspirasi akademiknya datang dari para mentor seperti Prof. Dr. Usman bin Yusuf dan Prof. Dr. Suryani. Nilai yang ia pegang teguh? Terus maju walau dijatuhkan, dan fokus pada visi jangka panjang. Di akhir wawancara, beliau menyampaikan pesan yang menyentuh untuk para mahasiswa, “Percayalah pada potensi diri. Kamu mungkin terlihat kecil sekarang, tapi dalam 10 tahun, kamu bisa jadi seseorang yang besar dan disegani. Believe in yourself, and you can be the best version of yourself.”
Kehadiran Dr. Abdul Rahman bin Abdul Latip ini tidak hanya membuka perspektif baru tentang pelayanan publik, tapi juga menjadi pengingat bahwa dedikasi dan keberanian untuk berkembang adalah fondasi dari perubahan yang berarti. (RFS)